Rabu, 20 Februari 2013

Ternyata Bahasa Malaysia Lucu Juga ..


terjemahan Bahasa Indonesia & Malaysia, Ngakak BRO!

* INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
* MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh (Menteri kurang ajar ini suka main Tuduh Menuduh)

* INDONESIA : Kementerian Agama
* MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa (yakin nih tak berdosa ?)

* INDONESIA : Angkatan Darat
* MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi (aduuh capek banget kayak gak ada kerjaan lain)

* INDONESIA : Angkatan Udara
* MALAYSIA : Laskar Angin-Angin (merasa kepanasan)

* INDONESIA : Pasukaaan bubar jalan !!!
* MALAYSIA : Pasukaaan cerai berai !!!(Oh my goshhhh)

* INDONESIA : Merayap
* MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi ( Jangan gila dong..itu istrinya Pak Mi)

* INDONESIA : rumah sakit bersalin
* MALAYSIA : hospital korban lelaki ( bener juga sih.) Haha.

* INDONESIA : telepon selular
* MALAYSIA : talipon bimbit

* INDONESIA : Pasukan terjun payung
* MALAYSIA : Aska begayut (bergayut di lengan yg kokohhhhhhhh ..kaleee)

* INDONESIA : belok kiri, belok kanan
* MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan ( Migrant..kaleee )

* INDONESIA : Departemen Pertanian
* MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam ( yuu marie.)

* INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
* MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah

* INDONESIA : gratis bicara 30menit
* MALAYSIA : percuma berbual 30minit (suka berbohong?)

* INDONESIA : tidak bisa
* MALAYSIA : tak boleh

* INDONESIA : WC
* MALAYSIA : tandas

* INDONESIA : Satpam/sekuriti
* MALAYSIA : Penunggu Maling (keekkekekemaling doank yang ditungguin)

* INDONESIA : Aduk
* MALAYSIA : Kacau (ribet yaaah)

* INDONESIA : Di aduk hingga merata
* MALAYSIA : kacaukan tuk datar (jangan dikacaukan tuk tegak wakakaka)

* INDONESIA : 7 putaran
* MALAYSIA : 7 pusingan

* INDONESIA : Imut-imut
* MALAYSIA : Comel benar (baah..!)

* INDONESIA : pejabat negara
* MALAYSIA : kaki tangan Negara

* INDONESIA :bertengkar
* MALAYSIA : bertumbuk

* INDONESIA : pemerkosaan
* MALAYSIA : perogolan

* INDONESIA : Pencopet
* MALAYSIA : Penyeluk Saku (kalo ngambilnya dari tasapa dwonkkk? penyeluk tas?)

* INDONESIA : joystick
* MALAYSIA : batang senang (dildo ?)

* INDONESIA : Tidur siang
* MALAYSIA : Petang telentang (gak boleh tengkurap?)

* INDONESIA : Air Hangat
* MALAYSIA : Air Suam

* INDONESIA : Terasi
* MALAYSIA : Belacan (hmsama dengan bahasa melayu )

* INDONESIA : Pengacara
* MALAYSIA : Peguam

* INDONESIA : Sepatu
* MALAYSIA : Kasut (temennya kasur )

* INDONESIA : Ban
* MALAYSIA : Tayar (Tonjok.kalo bahasa Jatim)

* INDONESIA : remote
* MALAYSIA : kawalan jauh (maksudnya bodyguard jarak jauh ?)

* INDONESIA : kulkas
* MALAYSIA : peti sejuk (weleh)

* INDONESIA : chatting
* MALAYSIA : bilik berbual (wwkkwkwk..bener jugatempat para pembual)

* INDONESIA : rusak
* MALAYSIA : tak sihat

* INDONESIA : keliling kota
* MALAYSIA : pusing pusing ke bandar (kalau sering main ke Bandar togel..abis terus duitnya)

* INDONESIA : Tank
* MALAYSIA : Kereta kebal (suntik kale..)

* INDONESIA : Kedatangan
* MALAYSIA : ketibaan

* INDONESIA : bersenang-senang
* MALAYSIA : berseronok (Kena UU pornografi lhooo)

* INDONESIA : bioskop
* MALAYSIA : panggung wayang (hahahahah .)

* INDONESIA : rumah sakit jiwa
* MALAYSIA : gubuk gila (Gubug Derita kaleee)

* INDONESIA : dokter ahli jiwa
* MALAYSIA : Dokter gila (jadi sebenernya yang gila sapa.hehehe. ..)

* INDONESIA : narkoba
* MALAYSIA : dadah (?????.byeeeeee, bubyeee, papaiii)

* INDONESIA : pintu darurat
* MALAYSIA : Pintu kecemasan (Pintu Gelisah .)

* INDONESIA : hantu pocongkkkkkkk
* MALAYSIA : hantu Bungkus ( pesen 1, bang pakai karet merah)

* INDONESIA : Kipas Angin
* MALAYSIA : Mesin Tiup (hehe.)

Kamis, 14 Februari 2013

BIOGARFI PROF. DR. ABUYA AS – SAYYID MUHAMMAD BIN ALAWI AL MALIKI AL HASANI 1365 – 1425 H

Oleh:
KH Ihya’ Ulumiddin


Pada dini hari Jum’at, tanggal 15 Romadhon tahun 1425 hijriyyah yang lalu, seorang ulama besar, guru kita dan panutan kaum muslimin wafat. Innaa Lillah wa Innaa ilaihi roji’uun. Berkaitan dengan wafatnya seorang alim, Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda:



مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيْـبَةٌ لاَ تُجْبَرُ وَثُلْـمَةٌ لاَ تُسَدُّ وَهُوَ نَجْمٌ طُمِسَ مَوْتُ

 قَبِـيْلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“ Meninggalnya seorang alim adalah malapetaka yang tidak bisa dipulihkan dan merupakan kecacatan yang tidak bisa ditambal. Meninggalnya seorang alim tak ubahnya bintang yang pudar sinarnya. Meninggalnya satu kelompok manusia jauh lebih ringan dibanding meninggalnya satu orang alim. “ ( HR Abu Dawud, Ibnu Hibban dan al Baihaqi dari sahabat Abu Darda’ ra. / al Matjarur Rabih, al Hafizh ad – Dimyathi, hal – 17 )

Sahabat Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhahu menegaskan pernyataan Baginda Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam . tersebut dan berkata:



إِذَا مَاتَ الْعَالِمُ انْثَلَمَتْ فِى اْلإِسْلاَمِ ثُلْمَةٌ لاَ يَسُدُّهَا شَيْءٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ




“ Jika seorang alim meninggal maka terjadilah kecacatan dalam Islam yang tidak bisa ditambal oleh apapun hingga hari kiamat “ ( HR al Khathib di kitab al Jami’ / Ushulut Tarbiyah an – Nabawiyyah, Abuya as – Sayyid Muhammad bin Alawi al – Maliki al Hasani , hal 22 )

Dalam kesempatan ini kita menulis dan membaca bukan dalam rangka meratapi wafat Beliau, karena setiap jiwa pasti akan merasakan kematian, tapi kita menulis dan membaca dalam rangka mengenang, mengingat dan menuturkan kebaikan – kebaikan al Faqid ( yang telah hilang dari kita ) sebagai seorang ulama salaf besar dan mutsaqof ( terdidik ). rohimallohu wa qoddasa sirrohu. Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda:


أُذْكُرُوْا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوْا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ


“ Tuturkanlah kebaikan – kebaikan orang – orang kalian yang sudah wafat, dan tahanlah diri kalian dari menuturkan keburukan – keburukan mereka “ ( HR Abu Dawud, al - Hakim dan al - Baihaqi dari sahabat Abdulloh bin Umar ra. Shahih / lihat Faidhul Qadir, Syarah al Jami’ as Shaghir. Al Munawi : 1 / 457 )

Menuturkan hasanat ( kebaikan – kebaikan ) Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani secara lengkap rasanya kita tidak mampu, apalagi di lembaran tulisan yang amat singkat ini, karena tak terhitungnya kebaikan – kebaikan itu. Beliau ibaratnya adalah “Khazanah majami’ul khoir “ ( gudang segala kebaikan ). Pertama, beliau adalah min ahlil bait ( keturunan baginda Rosululloh shollallohu alaihi wasallam ). Beliau adalah pakar di berbagai bidang keilmuan islam. Beliau adalah seorang yang masuk dalam kategori “ basthotan fil ilmi wal jismi “ ( perkasa dalam ilmu dan fisik ). Berdomisili di tanah haram yang tak lepas dari minum air zam – zam. Ayah Beliau, Sayyid Alawi al Maliki, yang menjadi guru di madrasah al Falah dan Masjidil Haram selama kurang lebih 30 tahun, adalah guru Beliau yang pertama dan yang utama, yang mengajarnya sendiri secara khusus. Kakek Beliau, Sayyid Abbas al Maliki adalah mufti dan qodhi di Makkah serta imam dan khathib tanah suci Makkah, yang menjabat sebagai imam dan khathib tersebut pada masa khilafah Utsmaniyyah dan tetap menjabatnya hingga kerajaan Saudi Arabia berdiri.

Abuya as – Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani adalah seorang yang kaya raya yang dermawan dengan kekayaannya, sekaligus dermawan dalam ilmu dan waktunya. Beliau produktif menelorkan tulisan – tulisan yang mencapai hampir 100 buku. Beliau memiliki sanad – sanad keilmuan yang tinggi ( sanad ali ). Beliau da’i kaliber internasional. Beliau dijunjung tinggi dan disegani alim ulama di Makkah dan di seluruh penjuru dunia. Beliau memiliki mulazim ( pengikut setia ) dan banyak tersebar di berbagai negeri. Dan kebaikan – kebaikan Beliau lainnya tidak bisa disebutkan. Sebuah keunggulan yang lengkap dan langka, bifadhlillahi ta’ala.

Pada kesempatan kali ini kita mudah - mudahan bisa menuturkan kebaikan Beliau kaitannya dengan kepeloporan dan keterdepanan dalam mempertahankan dan menyebar – luaskan paham ahlus Sunnah wal Jama’ah di abad 21 ini. Beliau, Abuya as Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani, adalah seorang murobbi yang robbani. Cukuplah untuk membuktikan hal itu pengalaman masing – masing ( para murid dan santri Beliau ) selama di Makkah al Mukarromah ketika bergaul bersama Beliau. Abuya mentarbiyah kita ( para santri ) secara total mulai aspek aqliyyah, ruhiyyah / khuluqiyyah, hingga aspek jasmaniyyah, yang dalam bahasa lain adalah aspek kogntif, afektif, dan aspek psikomotorik. Abuya menempa kita dari masalah – masalah kecil / remeh hingga masalah – masalah besar. Beliau memberikan pemahaman kepada kita sesuai dan pas dengan kemampuan dan kejiwaan kita.

Saat ta’lim, kita mendapatkan kesempatan untuk didengarkan bacaan kita. Ikatan ruhiyyah selalu terjalin. Saat ta’lim itu kita tahu betapa dalam dan luas keilmuan Beliau. Alangkah bergairahnya Beliau mengajar. Saat menjelaskan hal – hal berat, jadi terasa ringan karena di selingi humor. Di saat duduk – duduk bersama santai, Abuya memaparkan situasi kondisi masyarakat dan Beliau menelaahnya dari berbagai aspek dan sudut pandang. Tanpa terasa, banyak hal baru yang kita dapatkan. Wawasan semakin bertambah luas. Kita justru banyak mendapatkan ilmu dari kegiatan non – formal seperti ini, berkah dari ber- mujalasah ( duduk bersama ) dengan Beliau.

Abuya banyak mencotohkan sesuatu dengan tindakan nyata. Kedisiplinan, misalnya, tidak sekedar perintah, namun Beliaulah orang pertama yang melakukan. Dalam melatih kesabaran, Beliua tidak memberikan banyak retorika. Cukup, satu contoh, kita semua disuruh menunggu waktu sholat dengan duduk satu jam sebelum adzan, sembari membaca wirid. Terkadang rentang waktunya lebih lama lagi.

Kita dilatih peka terhadap lingkungan, sekatan, serta di-didik menjadi pribadi yang tidak malas. Kebersihan, keindahan dan kerapian adalah hal yang tak lepas dari perhatian Beliau. Kita tidak diperkenankan berpakaian asal – asalan. Kita dituntut tampil indah, segar, dan rapi. Hal ini mengingatkan kita pada biogarafi Imam Malik bin Anas ra dan Imam Ibnu Hajar al – Asqalani yang selalu tampil indah dan bersih, lahir maupun batin.

Dari segi ruhiyyah, kita dibina untuk selalu mengingat Alloh, dengan banyak berdzikir baik lisan maupun hati. Begitu juga sholawat, tak bosan – bosannya Beliau mengingatkan kita, karena sesungguhnya dzikir dan sholawat itulah suplemen bagi jiwa kita, sumber ketenangan.

Beliau memperlakukan kita tak ubahnya sebagai anak – anak Beliau sendiri. Penuh dengan mahabbah dan kasih sayang. Beliau memperlakukan kita sebagai seorang sahabat akrab, dekat dan tak ada jarak. Inilah yang dalam prinsip pendidikan modern dikenal dengan istilah shuhbah atau sistem pendidikan “ liberal “, yakni sistem pendidikan yang bebas tapi bertanggung jawab.

Kerobbanian Beliau dalam mentarbiyah juga tampak dari kenyataan bahwa masing – masing di antara murid merasa paling dicintai oleh Beliau. Satu hal yang menjadi tujuan besar Beliau dari tarbiyah model di atas adalah takwinur rijaal, yaitu membentuk kader; membangun manusia yang siap dan mampu terjun berjuang di bidang pendidikan dan dakwah. Dan alhamdulillah, alumni – alumni Beliau betul – betul tumbuh menjadi rijal – rijal tarbiyah dan dakwah di negerinya sendiri seperti Yaman, Mesir, Dubai, Indonesia, Malaysia, dan negeri – negeri yang lain. Puluhan pesantren di Indonesia, misalnya, berada di bawah isyrof ( pengawasan dan bimbingan ) Beliau.

Suatu anugerah yang besar bila kita memiliki figur murobbi seperti Beliau. Suatu keberkahan bila kita pernah berada dalam tempaan Beliau. Suatu kebahagiaan bila kita pernah bergaul bersama Beliau.



إِنَّهُ وَصَلَ وَأَوْصَلَ


“Sungguh Beliau telah sampai ( kepada Alloh ) dan menyampaikan ( membawa orang sampai kepada Alloh )“
Jika para pengikut Imam Bukhori mengatakan:


لَوْلاَ الْبُخَارِى مَا رَاحَ مُسْلِمٌ وَلاَ جَاءَ


Seandainya tanpa Imam al Bukhori, Imam Muslim tidak akan berangkat dan tidak akan hadir

Maka, kepada Abuya Sayyidana al Walid, kita katakan:



لَوْلاَ أَبُوْيَ مَا رُحْـنَا وَلاَ جِئْـنَا


Seandainya tanpa Abuya, kita semua tidak akan berangkat dan tidak akan hadir


لَوْلاَ أَنْتَ يَا أَبُوْيَ مَا اهْتَدَيْـنَا


Seandainya tanpa engkau, wahai Abuya, niscaya kita semua tidak memperoleh petunjuk


Maka semoga Alloh memberikan balasan sebaik – baik balasanNya kepada para hamba yang saleh. Engkau memiliki anugerah atas kami yang tidak bisa dipungkiri. Sungguh Alloh sebaik – baik para saksi.
Beliau telah menempa kita hingga menjadi seperti sekarang ini. Alhamdulillah. Dan lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk membalasnya? Rasanya kita tidak mungkin bisa membalas jasa besar ini. Namun, ada hal yang barangkali bisa membuat Beliau gembira di alam barzakhnya manakala melihat dan mendengarnya, yaitu bila kita masing – masing ( para santri ) menjadi orang – orang yang siap meneruskan perjuangan Beliau, mampu mengembangkan dan menyebarluaskan pemikiran – pemikiran Beliau, dan tetap menjalin dan menyambung do’a terhadap Beliau selama – lamanya.


Abuya As - Sayyid Muhammad Bin Alawy Al Maliky Al Hasany


Tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah Abad 21

Sebagai ulama besar kaliber internasional, kita menyadari, Beliau bukan saja milik kita, para santrinya, bahkan Beliau bukan saja milik Arab, Indonesia, Malaysia, atau milik negara Islam yang lain. Beliau adalah milik umat Islam sedunia, khususunya yang berpaham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Mereka semua mengenal atau setidak – tidaknya pernah mendengar. Hal ini bisa dibuktikan dari setiap kunjungan Beliau. Bila Beliau berkunjung ke luar negeri, para pemimpin, ulama, dan masyarakat awam di negeri tersebut menyambut Beliau dengan hangat dan gembira. Seringkali Beliau disambut ratusan ribu orang. Di musim haji, sekian banyak jamaah haji berziarah di kediaman Beliau yang selalu terbuka lebar untuk tamu. Beliau dicintai dan dihormati di seluruh dunia Islam.

Bukti itu semakin nyata saat Beliau wafat. puluhan ribu orang datang berta’ziah di kediaman Beliau. Ratusan ribu orang mengantar jenazah Beliau. Dan jutaan orang muslim di seluruh dunia mensholati ghoib, mendo’akan serta merasakan kehilangan dan duka amat mendalam. Innaa Lillah wa Innaa ilaihi rojiun. Wal Baqo’ Lillah.
Hidup Beliau memang bukan untuk diri sendiri. Beliau hidup untuk ummat dan dunia Islam. Beliau jelajahi Asia, Afrika, Eropa dan Amerika untuk menyeru umat manusia menegakkan kalimat Alloh, mentaati RosulNya dan berakhlak mulia. Hidup Beliau antara mengajar, beribadah, menulis dan berdakwah.
Tahun 1970 Abuya Al Walid mengajar di Universitas Ummul Quro Makkah, dan pada saat yang sama Beliau mendapatkan gelar doktor honoris causa dari al Azhar. Tahun 1971, setelah ayah Beliau wafat, ulama – ulama Makkah mendaulat Beliau untuk menggantikan sang ayah mengajar di tanah haram.

Awal tahun 80 –an Beliau melepas semua posisi itu, dengan dilandasi hati nurani dan akal bijaksana Beliau, karena fitnah yang demikian dahsyat yang dilancarkan ulama – ulama fanatik dari paham Wahabi. Ajaran dan keberadaan Beliau direspon mereka sebagai ancaman bagi ideologi dan otoritas paham Wahabi dengan dalih bid’ah dan syirik. Sejak saat itu, Beliau fokus mengajar di kediaman Beliau di Rushaifah. Namun, intan tetaplah intan di manapun berada. Pengajian Beliau di Rushaifah malam hari selalu dihadiri banyak orang setiap harinya, dan kian waktu kian bertambah.

Ulama – ulama Wahabi menyerang amaliah – amaliah keagamaan seperti dzikir jahri, tawassul, ziarah kubur, dzikral maulid dsb yang dianggap mereka sebagai bid’ah. Dan sasaran serangan itu yang utama adalah Abuya karena Beliaulah sunni yang berada di garis terdepan dalam mempertahankan prinsip – prinsip tasamuh ala Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sekian banyak buku dan artikel ditulis untuk menghantam Beliau. Sekian banyak ceramah dan kaset menghujat Beliau. Dan semua itu diekspos ke seluruh dunia melalui beragam media seperti membagi buku – buku secara gratis pada jamaah haji, internet dll. khususnya diarahkan kepada negeri – negeri yang Beliua mempunyai tempat di hati para penduduknya. Namun, Beliau tidak gentar dengan harus melakukan pembelaan diri, bahkan Alloh – lah yang akhirnya menggerakkan pena – pena penulis yang menerangkan pemikiran – pemikiran Abuya sekaligus pembelaan kepada Beliau. Di antara mereka berasal dari Maroko, Kuwait, Dubai, Yaman, India, dan Tunisia, seperti Dr Said Romdhon al Buthi, tokoh ulama Syiria. Di sinilah tampak keberanian, ketangguhan. Ghairah, sekaligus ketabahan Beliau yang luar biasa.

Seperti prinsip paham Ahlus Sunnah wal Jamaah pada umumnya, Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani berpandangan bahwa masalah yang menjadi pertentangan sesungguhnya adalah masalah yang masih dalam kategori masalah khilafiyyah furu’iyyah di antara para ulama. Namun, oleh sebagian pihak, masalah tersebut dijadikan masalah besar, seakan – akan sebagai aqidah, akibat dari mereka belajar secara doktrinal. Efek dari hal ini adalah ghuluw ( melampaui batas kewajaran ). Karena itu, pandangan Abuya, dalam menggali ilmu haruslah ditempuh jalur tatsqif, yaitu membuka wawasan seluas – luasnya. Ayah Beliau As Sayyid Alawi al Maliki pernah mengatakan:



إِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ كُلَّمَا اتَّسَعَ أَفْقَهَ وَتَعَمَّقَ فِى التَّفَـقُّهِ فِى الدِّيْنِ قَلَّ إِنْكَارُهُ فِى كَثِيْرٍ مِنَ الْمَسَائِلِ

 وَالْقَضَايَا الْوَاقِعِـيَّةِ ِلأَنَّهَا يَسَعُهَا اخْـتِلاَفُ ذَوِى النَّظَرِ

“ Sesungguhnya orang yang belajar ilmu manakala berpandangan luas, yakni mendalam ilmunya dalam agama, maka sedikitlah keingkarannya terhadap masalah – masalah dan kasus – kasus kekinian, karena masalah itu telah ditampung oleh perbedaan pendapat dari para ulama yang mempunyai pandangan luas “ ( al Ghuluw. Abuya As Sayyid Muhammad / 46 )

Beliau mengkritisi para pembaharu abad 20 yang berupaya memutus umat Islam dari rantai generasi – generasi terdahulu atas nama memurnikan Islam, atas nama salafiyyah, atas nama ahli hadits, atas nama non madzhab, dsb. Beliau berpandangan bahwa mencela para pengikut madzhab, seperti dilakukan paham – paham ekstrim belakangan ini, berarti mencela seluruh umat Islam pada ratusan tahun sebelumnya. Menurut Beliau, itu bukan sikap seorang teman, namun merupakan sikap dan jalan yang ditempuh musuh Islam sekaligus mencari musuh dalam agama Islam dan membuahkan perpecahan. Beliau meyakini bahwa madzhab – madzhab besar yang mengikuti ulama sunni dan sufi ratusan tahun silam merupakan penghubung kita dengan Alqur’an dan as Sunnah.

Beliau mengakui eksistensi madzhab empat dan menyerukannya, tetapi tanpa fanatisme, agar ajaran Islam yang bak samudera tidak menjadi aliran pemikiran yang sempit. Terhadap pendapat orang lain, betapapun Beliau memiliki ilmu luas dan dalam, Beliau amat toleran. Beliau tidak menutup diri. Beliau menerima pendapat lain, bila didapati pendapat itu memiliki dalil yang kuat.

Abuya memiliki dzauq ( perasaan ) yang tinggi terhadap nilai keimanan dan keislaman seseorang. Aspek “ berbaik sangka kepada kaum muslimin “ Beliau amat besar, sehingga tidak mudah dan tidak sembarangan mengkafirkan dan membid’ahkan orang. Beliau meyakini bahwa mayoritas umat Islam ini adalah baik, hanya sedikit saja yang perlu diluruskan akibat fanatisme dan ideologi ekstrim. Abuya memahami bahwa yang diperlukan kaum muslimin dewasa ini adalah kerja- kerja nyata untuk mengangkat derajat kaum muslimin secara spiritual, sosial dan meterial serta bahu membahu memerangi kejahatan dan kemaksiatan, daripada membuang – buang waktu yang berharga untuk bermusuhan dan berdebat mengenai masalah – masalah yang telah disepakati perbedaannya oleh para ulama. Pandangan Beliau yang lurus, moderat, dan toleran ini tentu tumbuh dari sebuah kedalaman ilmu dan keluasan wawasan yang luar biasa. Dan itu semuanya telah Beliau monumenkan dalam puluhan karya tulis Beliau yang bisa dikaji, dibaca, dan disimak siapa saja.

Sementara tumbuhnya fanatisme, ghuluw dan semacamnya banyak diakibatkan oleh tiga hal, yaitu 1. kedangkalan ilmu dan atau belajar tanpa guru 2. bangga diri terhadap pendapat sendiri ( ujub ) 3. kecenderungan mengikuti hawa nafsu. Dari tiga hal inilah tumbuh takfir ( pengkafiran ), tabdi’ ( pembid’ahan ) dan tadhlil ( penyesatan ) terhadap pihak atau kelompok yang dianggap tidak sama dengan pandangannya.
Abuya menyuruh menghiasi dan memadu ilmu dengan ghairah ( semangat ) yang tinggi. Beliau berharap kader-kadernya menjadi “ alim “ sekaligus “ ghayur “, berilmu sekaligus juga memiliki ghirah yang tinggi. Menurut Beliau:


عِلْمٌ بِلاَ غَيْرَةٍ جَامِدٌ وَغَيْرَةٌ بِلاَ عِلْمٍ لاَ تَصْلُحُ لِلرِّيَاسَةِ


“ilmu tanpa ghirah beku sedang ghirah tanpa ilmu tidak layak menjadi pemimpin “


Di samping itu, Beliau juga menyeru untuk menempuh suluk, yaitu hal – hal yang berkaitan dengan prilaku, jiwa, dan hati, seperti mengamalkan wirid-wirid, berjamaah, qiyamullail, berakhlak luhur, mengajar, berdakwah, bisa hidup lebih bermanfaat bagi orang lain dsb. Tidak sekedar ilmu dan ilmu belaka. Dalam hal ini Beliau memiliki rangkaian sanad yang tinggi dan dekat dengan guru-guru besar tariqat-tariqat terkenal di dunia di samping mempunyai jaringan komunikasi dengan ulama-ulama besar dan dai-dai agung di dunia. Konsistensi Beliau membela paham Ahlus Sunnah wal Jamaah yang terus menerus dan tak kenal lelah itu pada akhirnya mendapatkan hasil. Beberapa tahun menjelang akhir hayat Beliau, tampak buah-buah perjuangan Beliau. Pemikiran dan pandangan Beliau bebas diakses. Beliau diakui sebagai ikon keterbukaan pemikiran di Saudi Arabia yang terkenal konservatif. Hal ini tercermin dari undangan untuk Beliau pada dialog nasional 5 -9 Dzul Qo’dah 1424 H di Makkah al Mukarramah, dengan tema “Al Ghuluw al I’tidal: Ru’yah Manhajiyyah Syamilah” yang diprakarsai oleh putera mahkota kerajaan Saudi saat itu, Pangeran Abdulloh yang sekarang menjadi Raja Saudi. Saat itu Beliau berhasil menyebarkan pemikiran – pemikiran Beliau ke segala penjuru dunia melalui berbagai stasiun televisi. Penguasa Saudi Arabia berubah mendamba figur Beliau yang moderat dan toleran. Beliau bahkan diminta kembali mengajar di kawasan Masjidil Haram. Tetapi keberhasilan itu setelah melalui masa – masa sulit, lebih dari 20 tahun, yaitu antara 1980 – 2000 –an. Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.

Demikianlah, betapa besar keterdepanan dan kepeloporan Beliau dalam mempertahankan dan menyebarluaskan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Oleh karena itu, amat beralasan bila Beliau disebut - sebut sebagai tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaah abad 21 ini. Mereka yang berseberangan pemikiran dan mabda’ ( prinsip ) dengan Beliau pun mengakuinya dengan suka atau terpaksa.


شَهِدَ اْلأَنَامُ بِفَضْلِهِ حَتىَّ الْعِدَا - وَالْفَضْلُ مَا شَهِدَتْ بِهِ اْلأَعْدَاءُ


“ Umat manusia bahkan lawan-lawan bersaksi akan kebesarannya. Dan kebesaran yang mengesankan adalah kebesaran yang diakui oleh para lawan “


Sekali lagi kita katakan, alangkah besarnya jasa – jasa Beliau dan betapa lemahnya kita membalas jasa- jasa besar itu. Tapi, ada hal – hal yang bisa kita lakukan yang barangkali bisa membuat Beliau gembira di pembaringan, yaitu: 1) Kita meneruskan perjuangan Beliau 2) Kita mengembangkan dan menyebarluaskan pemikiran-pemikiran Beliau 3) Kita tetap jalin dan sambung do’a kepada Beliau. Dalam syair dikatakan:

فَتَشَبَّهُوْا إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ - إِنَّ التَّـشَبُّهَ بِالْكِرَامِ فَلاَحُ


Jika kamu tidak mampu menjadi seperti mereka maka bertasyabbuhlah ( serupailah mereka ) .Sesungguhnya menyerupai orang – orang mulia itu suatu keberuntungan




Mudah –mudahan Alloh swt. senantiasa melimpahkan keluasan rahmat dan maghfirohNya kepada Beliau, menempatkan Beliau pada derajat yang tinggi di surgaNya bersama al Anbiya, ash shiddiqin, asy syuhada’, dan ash shalihin. Amin. Wahasuna ulaika rofiiqo. Dan semoga Alloh mengembalikan pancaran keberkahan, sirr, dan nur Beliau kepada khalifah Beliau, Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi al Maliki dan pendampingnya Sayyid Abdulloh bin Muhammad bin Alawi al Maliki, serta kepada kita semuanya. Amin ya Rabbal alamin.

biografi KH Ihya' ulumiddin

Seorang Pandai Memandaikan

Terlahir pada 10 Agustus 1952  di desa Parengan Maduran Lamongan, KH Ihya’ Ulumiddin setelah lulus SR pada tahun 1964 lalu melanjutkan pendidikan di pesantren Langitan dalam asuhan KH Abdul Hadi Zahid, seorang ulama kharismatik yang sangat terkenal dengan ke istiqamahan nya. Kurang lebih sepuluh tahun mondok di langitan dari tahun kemudian melanjutkan magang sekaligus belajar di  YAPI Bangil yang dinahkodai oleh Habib Husen al Habsyi sebelum beliau berubah faham sebagai seorang penganut Syiah.  Dari Habib Husen inilah KH M. Ihya’ Ulumiddin mengakui mengenal sesuatu yang dinamakan gerakan dakwah. 

Dari persentuhan dengan Habib Husen ini pula, semangat mendalami ilmu dan memperjuangkan agama semakin membara dalam hati ustadz Ihya’ muda yang kala itu sudah mulai banyak dikenal sebagai seorang santri yang alim. Akhirnya sampailah pengembaraan ilmu di tanah haram Makkah yang pada gilirannya Allah mempertemukan beliau dengan guru murabbi Abuya As Sayyid Muhammad al Maliki yang selalu beliau ceritakan segala tentangnya dalam kajian-kajian ilmu.

Setelah empat tahun berkhidmah dan belajar kepada Abuya As Sayyid Muhammad al Maliki, Ustadz Ihya’ pun kembali pulang ke Indonesia pada tahun 1980. Meskipun sudah berada di Indonesia,  tetapi hubungan antara murid dan guru ini terus berkesinambungan hingga saat ini, saat pesantren Abuya telah diasuh oleh As Sayyid Ahmad bin Muhammad al Maliki. Wujud dari hubungan ini salah satunya adalah hingga kini mayoritas santri Indonesia yang bermaksud untuk mondok di Rushaifah Makkah harus terlebih dulu berstatus sebagai santri Ma’had Nurul Haromain Ngroto Pujon Malang. Sebuah hubungan yang tiada akhir yang semoga diberkahi dan dilanggengkan oleh Allah. 

Merintis Dakwah

“Setinggi apapun ilmu yang engkau capai, tetapi jika telah memasuki dunia dakwah maka kamu harus memulainya lagi dari paling bawah”, ini adalah ungkapan yang sering disampaikan Abi, sapaan akrab KH Ihya’ Ulumiddin. Hal ini terkait dengan pengalaman pribadi ketika mulai merintis dakwah di rumah mertua di Keputran Kejambon Surabaya Jatim. Saat itu, Abi mengetik dan memfotocopykan sendiri tarjamah kitab fiqih paling dasar Sullam Safinah untuk kemudian diajarkan kepada para ibu di sekitar rumah. Jika dalam pepatah dikatakan sebaik-baik apapun bangkai ditutupi, toh baunya tercium juga. Sebaik apapun ditutupi, kejahatan pasti terbongkar. Sebaliknya juga demikian, kebaikan tidak perlu dipasarkan, diberitakan dan ditonjolkan karena manusia pasti tidak akan mampu menutup mata dari kebaikan. Becik ketitik olo ketoro, baik pasti terlihat, buruk pasti tersingkap. Allah azza wajalla dalam firmanNya juga memerintahkan; “Dan Katakanlah: "Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”QS At Taubah:105. “...tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud…”QS al fath:29. 

Demikianlah, meski hanya bermula dari dakwah di gang sempit di sebuah mushalla 3x4 dan selama dua tahun penuh hanya ada seorang santri bernama Ridhwan Yasin yang kini menjadi da’i penceramah dengan jam terbang sangat padat, nama Ustadz Ihya’ mulai dikenal oleh kalangan mahasiswa. Perlahan-lahan pada era 80-an itulah Ustadz Ihya’ kemudian menjadi salah seorang pioneer dakwah di kampus-kampus negeri di surabaya dan malang. Pada awal-awal kemunculan HTI, Beliau diangkat menjadi salah seorang guru pembina bersama Ustadz Abdurrahman al Baghdadi, perintis HTI.  Dakwah di kampus inilah cikal bakal yang kemudian melatarbelakangi berdirinya Yayasan al Haromain yang sekarang berpusat di Ketintang Barat Gang II. Para mahasiswa-mahasiswi, ikhwan akhowat yang dulu pernah mengaji kepada Abi dan sekarang telah tersebar di banyak kota dan bahkan negara sampai kini masih banyak pula yang terikat dan terhubung dengan Abi, dengan dakwah JDA (Jamaah Dakwah al Haromain). Keterikatan dan hubungan terasa semakin dekat ketika kajian-kajian Abi yang berpusat di pesantren Nurul Haromain dan Ketintang bisa diakses secara live lewat sebuah TV internet al Muttaqin. TV yang berpusat di Malaysia. Intensitas dakwah yang begitu padat dan hubungan yang akrab dengan kalangan kampus ini merupakan satu hal yang membedakan Abi Ihya’ dengan Ustadz dan para kiai lain ketika itu yang rata-rata menjadikan pesantren sebagai basis utama untuk merintis dakwah.


Selain melakukan pembinaan di kalangan mahasiswa, Abi Ihya’ juga masih aktif mengajar di beberapa pesantren di wilayah jawa timur dan sebagian komunitas masyarakat di madura. Hal demikian membuat Abi waktu itu banyak menjalani kehidupan dalam perjalanan. Setelah sekitar delapan tahun berpindah dari satu titik ke titik lain, Abi sempat mengadu kepada Sang Guru, Abuya Al Maliki; “Sampai kapan saya harus begini?” maka Abuya memberikan jawaban; “Itu semua adalah sesuatu yang memang harus dijalani, periode kamu mengenalkan dakwah (Dauratut Ta’riif) sehingga waktu sepuluh tahun lamanya” 

Dan memang setelah sepuluh tahun dijalani, Abuya kemudian memerintahkan agar Abi menjadi pengasuh pesantren yang barusan selesai dibangun di desa Ngroto Pujon Malang yang pembangunannya sudah dimulai sejak tahun 1986.

Sejak tahun 1991 Abi Ihya’ pun memulai dakwah dengan suasana baru. Selain masih terus membina mahasiswa dan para jamaah di Surabaya, beliau pun menjadi pengasuh Pesantren Pengembangan dan Dakwah Nurul Haromain sehingga harus membagi waktu pulang pergi antara Surabaya dan Malang. Hingga kini setiap Senin sampai Kamis beliau berada di Pujon dan Jum’at sampai Ahad berada di Surabaya. Kebiasaan yang barangkali dirasakan bagi banyak orang cukup melelahkan, apalagi kondisi jalan yang semakin hari semakin padat oleh kendaraan yang sama sekali tidak dikontrol dan dibatasi jumlah populasi untuk disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas jalan. Ditambah lagi dengan bencana Lapindo yang sampai kini belum terselesaikan masalah transportasi yang diakibatkannya. Porong - Gempol masih sering macet. Akan tetapi seperti disabdakan Nabi Saw bahwa jika ingin mensyukuri nikmat dunia maka kita harus melihat kepada orang yang berada di bawah kita. Begitulah Abi yang seringkali mengatakan bahwa beliau cuma sekali seminggu PP Surabaya Malang, sementara para sopir atau banyak lagi orang yang setiap hari PP  Surabaya Malang, atau bahkan dalam sehari lebih dari satu kali. Ya, meski bukan aktivitas yang ringan tetapi seperti dalam hikmah, jika seringkali bersentuhan maka semakin tidak terasa. Betapa berat dan melelahkan sebuah pekerjaan, akan tetapi jika sudah biasa maka tidak terasa. 

Bersama Abuya As-Sayyid Muhammad Bin Alawy Al Maliky Al Hasany
ketika beliau berkunjung ke Malaysia

 Mencetak Kader

“Saya ingin mendirikan sebuah pesantren” Inilah salah satu jawaban ketika anda, para pembaca berkesempatan datang di pesantren Nurul Haromain Pujon dan bertanya kepada salah seorang santri putera di sana; “Apa cita-cita anda?” Jika latar belakang santri tersebut adalah putera seorang kiai maka itu adalah lumrah. Akan tetapi jika santri tersebut adalah anak petani maka ini sungguh harus diketahui dan diakui sebagai sesuatu yang luar biasa, hasil dari sebuah tarbiyah dakwah, bukan sekedar ta’lim. Perlu diketahui bahwa meski telah belajar di pondok pesantren sekian lama, sangat jarang seorang santri anak petani yang bercita-cita tinggi menjadi seorang kiai, mendirikan dan merintis sebuah pesantren. Akan tetapi Abi Ihya’ Ulumiddin telah membuktikan diri sebagai seorang pendidik yang berhasil merubah tradisi pesimis seorang santri. Betapapun kebanyakan adalah anak-anak petani desa, mayoritas santri-santri beliau di pesantren Nurul Haromain memiliki cita-cita tinggi dan mulia sebagai seorang juru dakwah dengan salah satu cara mendirikan pesantren untuk yatim dhuafa’, pesantren untuk umum atau minimal Lembaga Pendidikan Islam sebagai salah satu solusi pendidikan umat Islam masa kini atau majlis ta’lim. Sampai hari ini, para santri Nurul Haromain yang dianggap dan diperlakukan oleh Abi sebagai anak sendiri tetap menjadi ujung tombak perkembangan dakwah JDA/PERSYADHA yang telah memiliki cabang di Batam dan  hendak membuka cabang di Samarinda. Kita berharap tradisi ini tetap eksis dan terus berkembang di kemudian hari.

Apa rahasia ini semua? Sebagai seorang yang figur yang dikenal low profile dan suka merendah, Abi hanya bilang ini semua adalah berkah guru, berkah Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki. Meski demikian perlu kiranya kita membuat analisa. Dalam sebuah teori pendidikan dikatakan cara berfikir dan berperilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh ayah dan gurunya. Jika kebanyakan santri Nurul Haromain memiliki tekad menjadi seorang perintis, maka ini sangat sesuai dengan jiwa sang guru Abi Ihya’ Ulumiddin yang sejak awal menapakkan kaki di medan dakwah memiliki tekad berdiri di atas kaki sendiri. Sejak datang dari Makkah beliau bertekad untuk merintis dakwah yang di kemudian hari membesarkan namanya dengan berjuang sendiri dari nol. Tekad bulat ini terindikasi dari sikap beliau kala itu yang secara baik-baik menolak diambil menantu seorang kiai pemilik pesantren besar. Tekad dan sikap seperti inilah yang selalu ditanamkan oleh beliau kepada para santrinya. 

Imam Ibnul Jauzi, salah seorang ulama yang menjadi salah satu korban kebiadaban tentara Jengiz Khan ketika membumi hanguskan Baghdad, menulis dalam kitabnya Talbis Iblis, sebuah pengamatan bahwa sedikit sekali terkumpul dalam diri seseorang dua keahlian; ahli fiqih dan ahli hadits. Di sana beliau mencontohkan seorang ahli hadits bernama Ibnu Shaid yang ketika seorang wanita datang bertanya bagaimana hukumnya jika seekor ayam jatuh dalam sumur; apakah airnya mutanajjis atau masih tetap suci? Maka Ibnu Shaid kebingungan dan justru balik bertanya; “Mengapa sampai ada ayam jatuh ke dalam sumur?” “Karena sumurnya tidak tertutup” jawab si wanita. Akhirnya seorang ahli fiqih yang kebetulan sedang berada di situ memberikan jawaban: “Jika air berubah maka sumur itu mutanajjis dan jika tidak berarti masih tetap bisa dipakai untuk minum dan bersuci”. Sebaliknya jika seseorang hanya mempelajari fiqih tanpa mengetahui dari manakah sebuah hukum ditelurkan dan bagaimana proses Istinbathnya maka salah satu dampak dari hal ini adalah sikap fanatik, ogah menerima pendapat lain dan cenderung menyalahkan sikap dan pemahaman berbeda dari orang lain.

Karena khawatir disebut terlalu menyanjung jika mengatakan Abi Ihya’ seorang ahli fiqih dan ahli hadits, maka di sini kami hanya perlu menyampaikan bahwa Abi Ihya’ telah berusaha menyatukan dua disiplin ilmu dalam materi pelajaran di pesantren Nurul Haromain. Secara formal kitab fiqih memang tidak dikaji, akan tetapi dengan mengkaji Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud dan Sunan Turmudzi, para santri belajar fiqih secara langsung dengan mengetahui sumber dan metode pengambilan hukum. Sebagai contoh misalnya; karena mengikuti kajian kitab hadits maka para santri mengenal dalil larangan melihat wanita lain dan dalil kehalalan penglihatan pertama dari hadits tentang bagaimana dalam musim haji wada’ Rasulullah Saw memutar kepala Fadhl bin Abbas ra yang terbengong melihat wajah seorang wanita yang datang bertanya kepada Rasulullah Saw. Juga sabda beliau kepada Ali; “Bagimu pandangan pertama...”. 
Tradisi keilmuan seperti ini membuat para santri lebih terbuka dan luas cakrawala berfikir sehingga ketika ditugaskan berdakwah hati merasa enjoy bergaul dengan semua orang islam, tanpa ada perasaan risih berhadapan dengan orang lain dengan aneka macam madzhab karakter, aliran madzhab dan latar belakang. 
Dengan mempelajari hadits secara tahqiq maka bukan sekedar mengetahui bagaimana para imam fiqih empat madzhab menelorkan hukum, akan tetapi juga secara langsung mengetahui prinsip dan sikap Rasulullah Saw dalam merespon realitas yang berkembang. Mempelajari hadits berarti menyebut dan mengingat Rasulullah Saw dan seperti dikatakan para ahli suluk bahwa menyebut dan mengingat Rasulullah Saw bisa menambah keimanan. Jadi kajian hadits secara langsung adalah upaya memperkuat Aqidah sebagai modal utama berdakwah dan berjuang di jalan Allah.

Untuk memperkuat Aqidah ini maka langkah Abi dalam tabiyah kepada para santri adalah mewajibkan shalat malam dan memperbanyak dzikir. Setiap malam jam 02: 30 para santri dibangunkan untuk bersama-sama shalat tahajjud dan bermunajat kepada Allah. Membangun tradisi shalat malam di wilayah pujon yang dingin diakui sendiri oleh Abi sebagai sesuatu yang saat itu cukup berat. Akan tetapi pertolongan Allah datang sesuai kesiapan seorang hamba. Tekad untuk mencetak kader dakwah menjadikan aktivitas yang pahit berubah menjadi manis dan kini pun buah manis itu bisa dilihat dan dirasakan. Meski Abi tidak sedang berada di pujon, para santri Nurul Haromain tetap aktif melakukan shalat malam.

Karya Ilmiah

Apa yang ada pada dirimu diketahui dari mulutmu. Keluasan ilmu seorang KH Ihya’ Ulumiddin bisa diketahui pula dari buku-buku yang banyak ditulisnya. Dimulai Jalaul Afham syarah Aqidatul Awam yang ditulis di Makkah sewaktu belajar kepada Abuya. Kitab berbahasa Arab ini entah sudah naik cetak berapa kali karena sudah banyak pesantren di Indonesia yang menjadikan kitab ini sebagai kurikulum wajibnya. Hebatnya, Abi sama sekali tidak melarang siapapun mencetak dan mengedarkan kitab ini. Pernah salah satu penerbit islam sangat besar datang meminta izin untuk mencetak. Tentu saja Abi mengizinkan, akan tetapi ketika dalam surat perjanjian ada poin penerbit lain tidak boleh mencetak maka Abi menolak dan membatalkan perjanjian itu. Sikap ikhlas yang barang kali jarang sekali ditemukan dalam sebuah karya ilmiah zaman ini yang rata-rata ditulis (Hak cetak dilindungi undang-undang).

Karya lain adalah buku praktis tentang shalat yang berjudul Kaifa Tushalli, tatacara shalat menurut Rasulullah Saw, sebelum seperti sekarang ini di mana banyak buku tata cara shalat menurut Rasulullah Saw dicetak. Kaifa Tushalli telah dicetak dan disebarluaskan oleh AMM Jogjakarta pada era tahun 90-an. Selain itu juga dicetak oleh Jamaah Dakwah al Haromain sendiri. Banyak orang mampu menulis buku besar, akan tetapi membuat suatu buku praktis tidak bisa dilakukan kecuali oleh yang betul-betul mengusai sebuah disiplin ilmu yang ditulisnya. Selain Kaifa Tushalli, Abi juga menulis buku praktis seperti halnya Zakat, Fiqih Puasa, Haji Tamattu’, Risalah Wudhu, Merawat Jenazah dll. Keahlian menulis dan membuat sebuah buku inipun berusaha beliau tularkan kepada para santrinya sehingga tidak sedikit santri beliau baik dari kalangan pesantren ataupun kampus yang bisa menulis dan membuat sebuah karya tulis.

Sedikit paparan di atas kiranya cukup menjadi penegasan bahwa Abi Ihya’ adalah seorang ahli yang bisa membuat orang lain ahli. Seorang pandai yang memandaikan orang lain. Inilah karakteristik salah seorang figur yang oleh Rasulullah Saw layak untuk dikepingini, selain figur seorang kaya raya yang memberikan kekayaannya sehingga bisa membuat orang lain kaya. 

Semoga Allah selalu menjaga dan memberikan kesehatan kepada beliau. Amin. 



Senin, 11 Februari 2013

rumus barisan dan deret GEometri

  1. BARISAN GEOMETRI

    U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

    U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

    Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

    Rasio r = Un / Un-1

    Suku ke-n barisan geometri

    a, ar, ar² , .......arn-1
    U1, U2, U3,......,Un

    Suku ke n Un = arn-1
    ® fungsi eksponen (dalam n)


  2. DERET GEOMETRI

    a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
    a = suku awal
    r = rasio
    n = banyak suku


    Jumlah n suku

    Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
          = a(1-rn)/1-r , jika r<1
       ® Fungsi eksponen (dalam n)

    Keterangan:

    1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
    2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
      Un > Un-1
    3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
      Un < Un-1

      Bergantian
      naik turun, jika r < 0

    4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
    5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
                _______      __________
      Ut =
      Ö U1xUn    = Ö U2 X Un-1      dst. 

    6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar


  3. DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA

    Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari

    U1 + U2 + U3 + ..............................

    ¥
    å
    Un = a + ar + ar² .........................
    n=1

    dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0

    Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :

    Jumlah tak berhingga    S¥ = a/(1-r)

    Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1

    Catatan:


    a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................

    Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil

    a+ar2 +ar4+
    .......                     Sganjil = a / (1-r²)

    Jumlah suku-suku pada kedudukan genap

    a + ar3 + ar5 + ......                  Sgenap = ar / 1 -r²

    Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r

PENGGUNAAN
Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
M0, M1, M2, ............., Mn
M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
.
.
.
.

Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0

Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
M0, M1, M2, .........., Mn
M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
     = (1 + P/100)² M0
.
.
.

Mn = {1 + P/100}n M0
Keterangan :
M0 = Modal awal
Mn = Modal setelah n periode
p   = Persen per periode atau suku bunga
n   = Banyaknya periode

Catatan:
Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p < 0).

::semoga bermanfaat ya kawan:;

Minggu, 10 Februari 2013

8 Tempat Terlarang Untuk Meletakan Hp

Zaman seperti sekarang ini, ponsel adalah barang yang wajib dimiliki setiap orang, apalagi yang hobi dengan gadget dan teknologi. Nah buat sobat yang punya ponsel, coba deh perhatiin artikel ini, karena ternyata ponsel gak bisa ditaruh ditempat sembarangan. Berikut 7 Tempat Terlarang Untuk Meletakkan Handphone:

1. Jangan Taruh Dalam Saku
Bagi para pria yang senang meletakkan ponsel di saku celana, sebaiknya dipikir ulang dech... Alasannya, ponsel menghasilkan paparan medan elektrostatik dan elektromagnetikyang mengakibatkan infertilitas (ketidaksuburan) lelaki.

2. Jangan Letakkan Bersama Barang Elektronik
Jangan gunakan ponsel ketika sinyal lemah dekat dengan barang elektronik berpresisi tinggi. Barang elektronik mengeluarkan medan elektonik yg tinggi yaitu, TV, oven, kulkas, dll. Perangkat berdaya listrik tinggi dapat merusak sirkuit ponsel terbakar.

3. Dilarang Dekat Kunci Mobil
Dalam keadaan tertentu, ponsel yang digunakan dalam kendaraan akan memberikan dampak merusak terhadap peralatan elektronik kendaraan. Ponsel yang diletakkan terlalu dekat dengan kunci mobil ternyata bisa menghapus kode elektronik yang ada di kunci tersebut.

4. Jangan Posisikan Dekat Komputer
Komputer ponsel sama-sama memancarkan gelombang elektromagnetik. Jika berada dalam jarak yang dekat, maka keduanya akan saling merusak. Anda tidak ingin kan langsung kehilangan dua benda favorit Anda?

5. Jangan Simpan Di Tempat Bersuhu Tinggi
Tempat bersuhu tinggi, kelembaban tinggi, berdebu merupakan kumpulan musuh ponsel Anda. Mungkin Anda tidak menyadari sering "menjemur" ponsel anda di dashboard mobil, dekat jendela, bagasi.

6. Hindari Meletakkan Kartu SIM Dekat Magnet
Bahaya kartu SIM dekat dengan benda-benda mengandung magnet karena radiasi yang ditimbulkan. Ponsel bisa merusak floppy disk, kartu memori, kartu kredit Anda.

7. Jauhkan Dari Logam
Hindari ponsel dari benda logam kecil karena magnet pada speaker ponsel Anda akan menarik benda-benda tersebut. Ponsel Anda bisa mengalami cidera fisik/­kerusakan.

8. Jgn taruh ponsel d saku baju yg brada d dkat jantung krn ponsel mengandung radiasi elektrostatik dan elektromagnetik yg akan menggangu ke tdk normal-an pd jantung dan bza mengakibatkan jantungan..

Kamis, 07 Februari 2013

PERANG SALIB (1095 – 1291 M)

Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib
Sejumlah ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap.kekuatan muslim dalam periode 1096 – 2073 M. dikenal sebagai perang salib. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak Kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan, selain itu mereka menggunakan simbol salib. Namun jika dicermati lebih mehdalam akan terlihat adanya beberapa kepentingan individu yang turut mewarnai perang salib ini. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang turut melatarbelakangi terjadinya perang salib.

Pertama, bahwa perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri barat dan negeri timur, jelasnya antara pihak Kristen dan pihak muslim. Perkembangan dan kemajuan ummat muslim yang sangat pesat, pada akhir-akhir ini, menimbulkan kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. Terdorong oleh kecemasan ini, maka mereka melancarkan serangan terhadap kekuatan muslim.
Kedua, munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan selanjutnya Saljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatimiyah tahun 1078 M. Kekuasaan Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap sebagai halangan bagi pihak Kristen barat untuk melaksanakan haji ke Bait al-Maqdis. padahal yang terjadi adalah bahwa pihak Kristen bebas saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong. pihak Kristen menyebarkan desas-desus perlakuan kejam Turki Saljuk terhadap jemaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat Kristen-Eropa.
Ketiga, bahwa semenjak abad ke sepuluh pasukan muslim menjadi penguasa jalur perdagangan di lautan tengah. Para pedagang Pisa, Vinesia, dan Cenoa merasa terganggu atas kehadiran pasukan lslam sebagai penguasa jalur perdagangan di laut tengah ini. Satu-satunya jalan untuk memperluas dan memperlancar perdagangan mereka adalah dengan mendesak kekuatan muslim dari lautan ini”
Keernpat, propaganda Alexius Comnenus kepada )aus Urbanus ll. Untuk membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa paus merupakan sumber otoritas tertinggi di barat yang didengar dan ditaati propagandanya. Paus Urbanus II segera rnengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada 26 November 1095 di Clermont, sebelah tenggara Perancis. Dalam pidatonya di Clermont sang Paus memerintahkan kepada pengikut kristen agar mengangkat senjata melawan pasukan musim.
Tujuan utama Paus saat itu adalah memperluas pengaruhnya sehingga gereja-gereja Romawi akan bernaung di bawah otoritasnya. Dalam propagandanya, sang Paus Urbanus ll menjanjikan ampunan atas segala dosa bagi mereka yang bersedia bergabung dalam peperangan ini. Maka isu persatuan umat Kristen segera bergema menyatukan negeri-negeri Kristen memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam waktu yang singkat sekitar 150.000 pasukan Kristen berbondong-bondong memenuhi seruangsang Paus, mereka berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa Perancis dan bangsa Normandia.
Jalannya Peperangan
Perang salib yang berlangsung dalam kurun waktu hampir dua abad, yakni antara tahun 1095 – 1291 M., terjadi dalam serangkaian peperangan.
Perang Salib 1
Pada tahun 490 H/1096 M. sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh komandan Walter dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria. Kemudian Peter yang mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak melalui Hungaria dan Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap kekuatan yang menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil menghadapinya bahkan sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.
Setahun kemudian yakni pada tahun 491 H/1097 M. pasukan Kristen di bawah komandan Coldfrey bergerak dari Konstantinopel menyeberangi selat Bosporus dan berhasil menaklukkan Antioch (Antakia) setelah mengepungnya selama 9 bulan. Pada pengepungan ini pasukan salib melakukan pembantaian secara kejam tanpa prikemanusiaan.
Setelah berhasil menundukkan Antioch, pasukan salib bergerak ke Ma’arrat al-Nu’ man, sebuah kota termegah di Syria. Di kota ini pasukan Salib juga melakukan pembantaian ribuan orang. Pasukan salib selanjutnya menuju ke Yerusalem dan dapat menaklukkannya dengan mudah. Ribuan jiwa muslirn menjadi kurban pembantaian dalam penaklukan kota Yerusalern ini. “Tumpukan kepala, tangan dan kaki terdapat disegala penjuru jalan dan sudur kota”. Sejarah telah menyaksikan sebuah tragedi manusia yang memilukan. Goldfrey selanjutnya menjabat sebagai penguasa atas negeri Yerusalem. Ia adalah penguasa yang cakap, dan komandan yang bersemangat dan agresif.
Pada tahun 503 H/1109 M., pasukan salib menaklukkan Tripoli. Mereka selain membantai masyarakat Tripoli juga membakar perpustakaan, perguruan dan sarana industri hingga menjadi abu.
Selama terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam kemunduran. Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan salib merebut wilayah-wilayah kekuasaan islam. Dalam kondisi seperti ini muncullah seorang sultan Damaskus yang bernama Muhammad yang berusaha mengabaikan konflik internal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib. Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan Saljuk ketika ia sedang menyerang kota Damaskus. Baldwin segera dapat merebut kembali wilayah-wilayah yang lepas setelah datang bantuan pasukan dari Eropa.
Sepeninggal Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslirn yang cakap dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari pejabattinggi Sultan Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima kepercayaan berkuasa atas kota Wasit dari Sultan Mahmud. Belakangan penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung kepadanya. la menerima gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah mencurahkan kemampuannya dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk dan menyusun kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan salib.
Masyarakat Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan pasukan salib berhasil diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah berhasil mengalahkan pasukan salib. Tahun berikutnya ia juga berhasil mengusir pasukan salib dari al- Asyarib. Satu-persatu Zangki meraih kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut wilayah Edessa pada tahun 539 H/1144 M. Dalam pada itu, bangsa Romawi menjalin kekuatan gabungan dengan pasukan Perancis menyerang Buzza. Mereka menangkap dan membunuh perernpuan dan anak-anak yang tidak berdosa. Dari sini mereka melancarkan serangan ke Caesarea. Penguasa negeri ini yakni Abu Asakir nneminta bantuan pasukan Imaduddin Zangki. Zangki segera mengerahkan pasukannya dan ia berhasil mengusir kekuatan Perancis dan Romawi secara memalukan. Wilayah perbatasan di Akra berhasil digrebek hingga menyerah, demikian pula kota Balbek segera ditaklukkan, untuk selanjutnya pendudukan kota Balbek ini dipercayakan kepada komandan Najamuddin, ayah Salahuddin.
Penaklukan Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh umat Kristen Edessa merupakan kota yang termulya, karenanya kota ini dijadikan sebagai pusat kepuasan. Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak berlaku kejam terhadap penduduk sebagaimana tindakan pasukan salib. Tidak seorang pun merasakan tajamnya mata pedang Zangki, kecuali pasukan salib yang sedang bertempur yang sebagian besar adalah pasukan Perancis.
Dalam perjalanan penaklukan Kalat Jabir, Zangki terbunuh oleh tentaranya sendiri. Selama ini Zangki adalah seorang patriot sejati yang telah berjuang demi membela tanah airnya. Baginya, “pelana kuda lebih nyaman dan lebih dicintainya dari pada kasur sutra, dan juga suara hiruk-pikuk di medan peperangan terdengar lebih merdu dan lebih dicintainya daripada alunan musik”.
Kepemimpinan Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bernama Nuruddin Mahmud. Ia bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus juga ahli hukum, dan juga seorang ilmuan. Pada saat itu umat Kristen Edessa dengan bantuan pasukan Perancis herhasil mengalah pasukan muslim yang bertugas di kota ini dan sekal i gus membanta i nya. N uruddi n segera mengerahkan pasukannya ke Edessa dan berhasil merebutnya kembali Sejumlah pasukan Edessa dan para pengkhianat dihukum dengan mata pedang, sedangkan bangsa Armenia yang bersekutu dengan pasukan salib diusir ke luar negeri Edesa.
Perang Salib 2
Dengan jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh Kristen Eropa dilanda rasa cemas. St Bernard segera menyerukan kembali perang salib melawan kekuatan muslim. Seruan tersebut membuka gerakan perang salib kedua dalam sejarah Eropa. Beberapa penguasa Eropa menanggapi poiitif seruan perang suci ini. Kaisar jerman yang bernama Conrad III, dan kaisar perancis yang bernama Louis VII segera mengerahkan pasukannya keAsia. Namun kedua paiukan ini iapat dihancurkan ketika sedang dalam perjalanan menuju Syiria. Dengan sejumlah pasukan yang tersisa mereka berusaha mencapai Antioch, dan dari sisi mereka menuju ke Damaskus.
Pengepungan Damaskus telah berlangsung beberapa hari, ketika Nuruddin tiba di kota ini. Karena terdesak oleh pasukan Nuruddin, pasukan salib segera melarikan diri ke Palestina, sementara Conrad III dan Louis VII kembali ke Eropa dengan tangan hampa. Dengan demikian beiakhirlah babak ke dua perang salib.
Nuruddin segera rnulai memainkan peran baru sebagai sang penakluk. Tidak lama setelah mengalahkan pasukan salib, ia berhasil rnenduduki benteng Xareirna, merebut wilayah perbatasan Apamea pada tahun 544 H/1149 M., dan kota Joscelin. Pendek kata, kota-kota penting pasukan salib berhasil dikuasainya. la segera menyambut baik permohonan masyarakat Damaskus dalam perjuangan melawan penguasa Damaskus yang menindas. Keberhasilan Nuruddin menaklukkan koia damaskus membuat sang khalifah di Bagdad brerkenan rnemberinya gelar kehormatan “al-Malik al- ’Adil”.
Ketika itu Mesir sedang dilanda perselisihan intern dinasti Fatimiyah. Shawar, seorang perdana menteri Fatimiyah., dilepaskan dari jabatannya oleh gerakan rahasia. Nuruddin mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan komandan Syirkuh. Namun ternyata Shawar justru memerangi Syirkuh berkat bantuan pasukan perancis hingga berhasil rnenduduki Mesir.
Pada tahun 563 H/1167 M. Syirkuh berusaha datang kembali ke Mesir. Shawar pun segera rneminta bantuan raja Yerusalem yang bernama Amauri. Gabungan pasukan Shawar dan Amauri ditaklukkan secara mutlak oleh pasukan Syirkuh dalam peperangan di Balbain. Antara mereka terjadi perundingan yang melahirkan beberapa kesepakatan: bahwa Syirkuh bersedia kembali ke Damaskus dengan imbalan 50.000 keping emas, Amauri harus menarik pasukannya dari Mesir. Namun Amauri tidak bersedia meninggalkan Kairo, sehingga perjanjian tersebut batal secara otomatis. Bahkan mereka menindas rakyat.
Atas permintaan khalifah Mesir Syirkuh diperintahkan oleh Nuruddin agar segera menuju ke Mesir. Masyarakat Mesir dan sang khalifah menyambut hangat kedatangan Syirkuh dan pasukannya, dan akhirnya Syirkuh ditunjuk sebagai perdana menteri. Dua bulan sesudah penundukan ini, Syirkuh meninggal dunia, kedudukannya digantikan oleh kemenakannya yang bernama Salahuddin. Ketika kondisi politik dinasti Fatimiyah semakin melemah, Salahuddin al-Ayyubi segera memulihkan otoritas Khalifah Abbasiyah di Mesir, dan setelah dinasti Fatimiyah hancur Salahuddin menjadi penguasa Mesir (570-590 H/1174-1193 M).
Salahuddin, putra Najamuddin Ayyub, lahir di Takrit pada tahun 432 H/1137 M. Ayahnya adalah pejabat kepercayaan pada masa lmaduddin Zangki dan masa Nuruddin. Salahuddin adalah seorang letnan pada masa Nuruddin, dan telah berhasil mengkonsolidasikan masyarakat Mesir, Nubia, Hijaz dan Yaman.
Sultan Malik Syah yang menggantikan Nuruddin adalah raja yang masih berusia belia, sehingga amir-amirnya saling berebut pengaruh yang menyebabkan timbulnya krisis poiitik internal. Kondisi demikian ini memudahkan bagi pasukan salib untuk menyerang Damaskus dan menundukkannya. Setelah beberapa lama tampillah Salahuddin berjuang mengamankan Damaskus dari pendudukan pasukan salib.
Lantaran hasutan Gumusytag, sang sultan belia Malik Syah menaruh kemarahan terhadap sikap Salahuddin ini sehingga menimbulkan konflik antara keduanya. Sultan Malik Syah menghasut masyarakat Alleppo berperang melawan Salahuddin. Kekuatan Malik Syah di Alleppo dikalahkan oleh pasukan Salahuddin. Merasa.tidak ada pilihan lain, Sultan Malik Syah rneminta bantuan pasukan salib. Semenjak kemenangan melawan pasukan salib di Aleppo ini, terbukalah jalan lernpang bagi tugas dan perjuangan Salahuddin di masa-masa mendatang hingga ia berhasil mencapai kedudukan sultan. Semenjak tahun 575H/1182M, kesultanan Saljuk di pusat mengakui kedudukan Salahuddin sebagai sultan atas seluruh wilayah Asia Barat.
Sementara itu Baldwin III menggantikan kedudukan ayahnya, Amaury. Baldwin III mengkhianati perjanjian genjatan senjata antara kekuatan muslim dengan pasukan Salib-Kristen. Bahkan pada tahun 582H/11 86 M. Penguasa wilayah Kara yang bernama Reginald mengadakan penyerbuan terhadap kabilah muslim yang sedang melintasi benteng pertahanannya. Salahuddin segera mengerahkan pasukannya di bawah pimpinan Ali untuk mengepung Kara dan selanjutnya menuju Galilee untuk menghadapi pasukan Perancis. Pada tanggal 3 Juli 1187 M. kedua pasukan bertempur di daerah Hittin, di mana pihak pasukan Kristen mengalami kekalahan. Ribuan pasukan mereka terbunuh, sedang tokoh-tokoh militer mereka ditawan. Sultan Salahuddin selanjutnya merebut benteng pertahanan Tiberia. Kota Acre, Naplus, Jericho, Ramla, Caesarea, Asrul Jaffra, Beyrut, dan sejumlah kota-kota lainnya satu persatu jatuh dalanr kekuasaan Sultan Salahuddin.
Selanjutnya Salahudin memusatkan perhatiannya untuk menyerang Yerusalem, di mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan Salib-Kristen. Setelah mendekati kota ini, Salahuddin segera menyampaikan perintah agar seluruh pasukan Salib-Kristen Yerusalem menyerah. Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga Salahuddin bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga muslim. Setelah beberapa larna terjadi pengepungan, pasukan salib kehilangan semangat tempurnya dan memohon kemurahan hati sang sultan. Jiwa sang sultan terlalu lembut dan penyayang untuk melaksanakan sumpah dan dendamnya, sehingga ia pun memaafkan mereka. Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh. Bangsa Perancis dan bangsa-bangsa Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak. Jika tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak. Namun peraturan seperti ini tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Salahuddin berkenan melepaskan ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya sendiri untuk menrbantu menebus sejumlah tawanan. Salahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan rnasyarakat muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya yang lembut tidak tega untuk melampiaskan dendam terhadap pasukan Kristen.
Pada sisi lainnya Salahuddin juga membina ikatan persaudaraan antara warga Kristen dengan warga muslim, dengan memberikan hak-hak warga Kristen sama persis dengan hak-hak warga muslim di Yerusalem. Sikap Salahuddin demikian ini membuat umat Kristen di negeri-negeri lain ingin sekali tinggal di wilayah kekuasaan sang sultan ini. “sejumlah warga Kristen yang meninggalkan Yerusalem menuju Antioch ditolak dan bahkan dicaci maki oleh raja Bahemond. Mereka lalu menuju ke negeri Arab di mana kedatangan mereka disambut dengan baik”, kata Mill. Perlakuan baik pasukan muslim terhadap umat Kristen ini sungguh tidak ada bandingannya sepanjang sejarah dunia. Padahal sebelumnya, pasukan Salib-Kristen telah berbuat kejam, menyiksa dan menyakiti warga muslim.
Perang Salib 3
Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri Kristen di Eropa berusaha menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan pasukan Kristen berbondong-bondong menuju Tyre untuk berjuang mengembalikan prestis kekuatan mereka yang telah hilang. Menyambut seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bernama Frederick Barbarosa, Philip August, kaisar Perancis yang bernama Richard, beberapa pembesar kristen rnembentuk gabungan pasukan salib. Dalam hal ini seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Perancis mengerahkan seluruh pasukannya baik pasukan darat maupun pasukan lar.rtnya. Bahkan wanita-wanita Kristen turut ambil bagian dalam peperangan ini. Setelah seluruh kekuatan salib berkumpul di Tyre, mereka segera bergerak mengepung Acre.
Salahuddin segera menyusun strategi untuk menghadapi pasukan salib. Ia menetapkan strategi bertahan di dalam negeri dengan mengabaikan saran para Amir untuk melakukan pertahanan di luar wilayah Acre. ”Demikianlah Salahuddin mengambil sikap yang kurang tepat dengan memutuskan pandangannya sendiri’” ungkap salah seorang ahli sejarah. Jadi Salahuddin mestilah berperang untuk menyelamatkan wilayahnya setelah pasukan Perancis tiba di Acre.
Pada tanggal 14 September 1189 M. Salahuddin terdesak oleh pasukan salib, namun kemenakannya yang bernama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib dari posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre. Dalam hal ini Ibn al-Athir menyatakan, “pasukan muslim mesti melanjutkan peperangan hingga malam hari sehingga mereka berhasil mencapai sasaran penyerangan. Namun setelah mendesak separuh kekuatan Perancis, pasukan muslim kembali dilemahkan pada hari berikutnya.
Kota Acre kembali terkepung selama hampir dua tahun. Sekalipun pasukan rnuslim menghadapi situasi yang serba sulit selama pengepungan ini, namun mereka tidak patah semangat. Segala upaya pertahanan pasukan muslim semakin tidak membawa hasil, bahkan mereka merasa frustasi ketika Richard dan Philip August tiba dengan kekuatan pasukan salib yang maha besar. Sultan Salahuddin merasa kepayahan menghadapi peperangan ini, sementara itu pasukan muslim dilanda wabah penyakit dan kelaparan. Masytub, seorang komandan Salauhuddin akhirnya mengajukan tawaran damai dengan kesediaan atas beberapa persyaratan sebagaimana yang pernah diberikan kepada pasukan Kristen sewaktu penaklukan Yerusalem dahulu. Namun sang raja yang tidak mengenal balas budi ini sedikit pun tidak memberi belas kasih terhadap ummat muslim. la membantai pasukan muslirn secara kejam.
Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju Ascalon dipimpin oleh Jenderal Richard. Bersamaan dengan itu Salahuddin sedang mengarahkan operasi pasukannya dan tiba d i fucalon I e6l h awil. Ketika tiba di Ascalon, Richard mendapatkan kota ini telah dikuasai oleh pasukan Salahuddin. Merasa tidak berdaya mengepung kota ini, Richard mengirimkan delegasi perdamaian menghadap Salahuddin. Setelah berlangsung perdebatan yang kritis, akhirnya sang sultan bersedia menerirna tawaran damai tersebut. ”Antar pihak Muslim dan pihak pasukan salib menyatakan bahwa wilayah kedua belah pihak saling tidak rnenyerang dan menjamin keamanan masing-masing, dan bahwa warga negara kedua belah pihak dapat saling keluar masuk ke wilayah lainnya tanpa, gangguan apa pun”. Jadi perjanjian damai yang menghasilkan kesepakatan di atas mengakhiri perang salib ke tiga.
Setelah keberangkatan Jenderal Richard, Salahuddin masih tetap tinggal di Yerusalem dalam beberapa lama. Ia kemudian kembali ke Damaskus untuk menghabiskan sisa hidupnya. Perjalanan panjang yang meletihkan ini mengganggu kesehatan sultan dan akhirnya ia meninggal enam bulan setelah tercapai perdamaian, yakni pada tahun 1193 M. Seorang penulis berkata, “Hari kematian Salahuddin merupakan musibah bagi islam dan ummat lslam, sungguh tidak ada duka yang melanda mereka setelah kematian empat khalifah pertarna yang melebihi duka atas kematian Sultan Salahuddin”.
Salahuddin bukan hanya seorang Prajurit, ia juga seorang yang mahir dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Berbagai penulis berkarya di istananya” Penulis yang ternama di antara mereka adalah Imaduddin, sedang hakim yang termasyhur adalah al-Hakkari. Sultan Salahuddin mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah, perguruan, dan juga mendirikan sejumiah rumah sakit di wilayah kekuasaannya.
Perang Salib 4
Dua tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat atas inisiatif Paus Celestine III. Namun sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dengan pasukan Kristen telah berakhir dengan usianya perang salib ketiga. Sehingga peperangan berikutnya tidak banyak dikenal. Pada tahun 1195 M. pasukan salib menundukkan Sicilia, kemudian terjadi dua kali penyerangan terhadap Syria. Pasukan kristen ini mendarat di pantai Phoenecia dan menduduki Beirut. Anak Salahuddin yang bernama al-Adil segera rnenghalau pasukan salib. la selanjutnya menyerang kota perlindungan pasukan salib. Mereka kemudian mencari tempat perlindungan ke Tibinim, lantaran semakin kuatnya tekanan dari pasukan muslim, pihak salib akhirnya menempuh inisiatif damai. Sebuah perundingan menghasilkan kesepakatan pada tahun 1198M, bahwa peperangan ini harus dihentikan selama tiga tahun.
Perang Salib 5
Belum genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan secara tegas berkobarnya perang salib ke lima setelah berhasil rnenyusun kekuatan miliier. Jenderal Richard di lnggris menolak keras untuk bergabung dalam pasukan salib ini, sedang mayoritas penguasa Eropa lainnya menyarnbut gembira seruan perang tersebut. Pada kesempatan ini pasukan salib yang bergerak menuju Syria tiba-tiba mereka membelokkan geiakannya menuju Konstantinopel. Begitu tiba di kota ini, mereka membantai ribuan bangsa romawi baik laki-laki maupun perempuan secara bengis dan kejam. pembantai ini berlangsung dalam beberapa hari. Jadi pasukan muslim sama sekali tidak mengalami kerugian karena tidak terlibat dalam peristiwa ini.
Perang Salib 6
Pada tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang salib ke enam. 250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di Syria. Mereka terserang wabah penyakit di wilayah pantai Syria hingga kekuatan pasukan tinggal tersisa sebagian. Mereka kemudian bergerak menuju Mesir dan kemudian mengepung kota Dimyat. Dari 70.000 personil, pasukan salib berkurang lagi hingga tinggal 3.000 pasukan yang tahan dari serangkaian wabah penyakit. Bersamaan dengin ini, datang tambahan pasukan yang berasal dari perancis yang bergerak menuju Kairo. Narnun akibat serangan pasukan muslim yang terus-menerus, mereka men jadi terdesak dan terpaksa rnenempuh jalan damai. Antara keduanya tercapai kesepakatan damai dengan syarat bahwa pasukan salib harus segera meninggalkan kota Dimyat.
Perang Salib 7
Untuk mengatasi konflik politik internal, Sultan Kamil mengadakan perundingan kerja sarna dengan seorang jenderal Jerman yang bernarna Frederick. Frederick bersedia membantunya rnenghadapi musuh-musuhnya dari kalangan Bani Ayyub sendiri, sehingga Frederick nyaris menduduki dan sekaligus berkuasa di yerusalem. Yerusalem berada di bawah kekuasaan tentara salib sampai dengan tahun 1244 M., setelah itu kekuasaan salib direbut oleh Malik al-shalih Najamuddi al-Ayyubi atas bantuan pasukan Turki Khawarizmi yang berhasil meiarikan diri dari kekuasaan Jenghis Khan.
Perang Salib 8
Dengan direbutnya kota Yerusalern oleh Malik al- Shalih, pasukan salib kembali menyusun penyerangan terhadap wilayah lslam. Kali ini Louis IX, kaisar perancis, yang memimpin pasukan salib kedelapan. Mereka mendarat di Dirnyat dengan mudah tanpa perlawanan yang beranti. Karena pada saat itu Sultan Malikal-shalih sedang menderita sakit keras sehingga disiplin tentara muslim merosot. Ketika pasukan Louis IX bergerak menuju ke Kairo melalui jalur sungai Nil, mereka mengalami kesulitan lantaran arus sungai mencapai ketinggiannya, dan mereka juga terserang oleh wabah penyakit, sehingga kekuatan salib dengan mudah dapat dihancurkan oleh pasukan Turan Syah, putra Ayyub.
Setelah berakhir perang salib ke delapan ini, pasukan Salib-Kristen berkali-kali berusaha mernbalas kekalahannya, namun selalu mengalami kegagalan.
Akibat Perang Salib
Perang salib yang berlangsung lebih kurang dua abad membawa beberapa akibat yang sangat berarti bagi perjalanan sejarah dunia. Perang salib ini menjadi penghubung bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara lebih dekau yang berarti kontak hubungan antara barat dan timur semakin dekat. Kontak hubungan barat-timur ini mengawali terjadinya pertukaran ide antara kedua wilayah tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tata kehidupan masyarakat timur yang”maju menjadi daya dorong pertumbuhan intelektual bangsa barat, yakni Eropa. Hal ini sangat-besar andil dan peranannya dalam meahirkan era renaissance di Eropa.
Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang perdagangan dan perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Selama ini bangsa barat tidak mengenal kemajuan pemikiran bangsa timur. Maka perang salib ini juga membawa akibat timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan penting dan berbagai penemuan yang teiah dikenali ditimur. Misalnya, kompas kelautan, kincir angin, dan lain-lain, Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang lebih penting adalah mereka rnengenali sistem industri timur yang telah maju. Ketika kembali ke negerinya, Eropa, mereka lantas mendirikan sistem pemasaran barang-barang produk timur. Masyarakat barat semakin menyadari betapa pentingnya produk-produk tersebut. Hal ini menjadikan sernakin pesatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan antara timur dan barat. Kegiatan perdagangan ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan pelayaran di laut tengah. Namun, pihak muslim yang semula menguasai jalur pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.
Runtuhnya  DINASTI ABBASIYAH
Ketika itu, selama periode perang salib, panglima dan pasukan muslim telah menunjukkan sikap mereka yang sangat menawan dan bijaksana. Mereka penuh kesabaran dalam berjuang dan gigih dalam pertahanan, pemaaf dan ksatria.
Sementara itu bersamaan dengan periode ini, kekhilafahan Abbasiyah di Bagdad tengah dilanda konflik politik internal. Bahkan ketika kekuasaannya terancam oleh serangan pasukan salib, mereka sama sekali tidak mengambil sikap peduli. Mereka tenang saja di istana Bagdad bermalas-malasan dan boros. Pola kehidupan sang khalifah yang demikian ini berlangsung terus-menerus sampai Bagdad ditundukkan oleh Hulagu Khan, cucu Jenghis Khan. Hulagu dengan sangat mudah menghancurkan kota Bagdad dan membunuh Khalifah Abbasiyah yang terakhir, yakni al-Musta’sim. peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. yang menandai akhir masa kekuasaan dinasti Abbasiyah.
Sumber: Prof. K Ali, A study of Islamic History, versi terjemahan “Sejarah Islam (Tarikh Pramodern)”, PT RajaGrafindo Persada, 1996, Jakarta.